Venicka.com – Wonosobo itu aku buaaangeeet. Aku dibuat, dilahirkan dan dibesarkan di Wonosobo. Bisa dibilang Wonosobo itu is a nice place to live. Wonosobo itu kota unik dan enak banget untuk ditinggali. Meski dulu di usia 2 – 5 tahun sempat tinggal di Riau, tapi pada akhirnya kembali lagi ke kota kelahiran Wonosobo.
Yah, Wonosobo memang tidak ada duanya. Udaranya yang dingin justru membuat banyak orang betah dan rindu sama Wonosobo. Apalagi orangnya yang ramah-ramah dan juga makanan khasnya yang “maknyus”. Mie ongklok dan tempe kemul memang selalu menyisakan kerinduan tersendiri untuk menikmatinya.
Budaya dan bahasa Jawa yang kental membuat Wonosobo semakin naik daun menjadikan tak sedikit wisatawan asing berkunjung. Tapi sedihnya, ada sebagian orang yang bikin image orang Jawa yang selalu bertutur kata halus menjadi rusak karena terkena virus bahasa Jakarta, jadi cuma mengadopsi dan bahasanya campur-campur.
Kalau Bali terkenal dengan terasering sawahnya, aku takjub sama “terasering” rumah-rumah penduduk di sebagian wilayah Wonosobo. Even ada saudara aku yang rumahnya di pucuk atas bukit di daerah Tambi. Setiap kali “ngelongok” ke jendela, aku takjub sama kemahiran penduduknya saat mengendarai motor di perbukitan. Dan juga ketangguhan betis para pejalan kaki untuk sampai di kebun atau ladangnya.
Wonosobo menurut aku adalah kota yang menggambarkan ciri khasnya orang Jawa yang kehidupannya relatif santai dan tenang, tanpa adanya riak yang berlebihan dan gelora ambisi yang terlalu membara. Yuk ke Wonosobo