Venicka.com – Masyarakat mengenal penggolongan darah dengan sistem AHO yakni golongan darah A, B, AB. dan 0. Penggolongan darah yang lainnya adalah darah rhesus atau disingkat Rh (Rh+ dan Rh-).
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merahnya. Seseorang dikatakan memliliki rhesus negatif bila ildak ada antigen D di permukaan sel darah merahnya.
Dan sebaliknya ada antigen D di permukaan sel darahnya akan dikelompokan dalam rhesus positif.
Pada ibu hamil, penting mengetahui status rhesusnya positif atau negatif. Pasalnya saat seorang wanita rhesus negatif menikah dengan pasangan yang memiliki rhesus positif bila janin yang dikandungnya memiliki rhesus positif yang artinya berbeda dengan rhesus ibunya akan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
Perempuan dengan rhesus negatif memiliki pasangan suami dengan rhesus positif, ada potensi buah hati memiliki rhesus positif. Yang terjadi hadirnya janin dianggap sebagai benda asing dalam tubuh ibu,” kata dr Rudi Simanjuntak SpOG saat menjadi pembicara di talkshow dengan tema “Mengenal Rhesus Negatif Pada Ibu Hamil dan Perkembangan Anak” di Jakarta baru-baru ini.
Kehadiran janin yang dianggap benda asing di dalam tubuh ibu membawa konsekuensi tersendirl. Selain bisa mengakibatkan kematian janin di dalam rahim, karena antibodi ibu akan ‘menyerang’ sang ‘benda asing’ tersebut.
Bila tumbuh sampai dilahirkan pun dapat mengalami gangguan kesehatan, seperti anemia, kuning, hati bengkak, hingga gagal jantung.
Di seluruh dunia, pemilik rhesus negatif dianggap jarang. Sebagian besar atau sekitar 85 persen, penduduk dunia memiliki rhesus positif. Sisanya memiliki rhesus negatif.
Di Indonesia, berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2010, jumlah pemilik rhesus negatif kurang dari 1 pcrsen penduduk atau sekitar 1,2 juta orang.