Venicka.com – Kisah nyata ini benar terjadi pada tahun 1955 yang menguburkan lebih dari 300 warga dusun Legetang dan belasan warga tetangga yang kebetulan sedang berkunjung. Misteri terkuburnya semua warga desa secara hidup-hidup kini ditandai dengan tugu peringatan tertimbunannya desa tersebut.
Menurut catatan USGS yaitu lembaga survei geologi yang berpusat di Amerika Serikat, pada 9 Juni 1971 dalam laporannya yang berjudul Evaluation of Initial Investigation Dieng Geothermal Area, Central Java menjelaskan terjadi longsor hebat dari Gunung Pengamun-amun yang menimbun Dusun Legetang hingga lenyap tak bersisa.
Dusun Legetang yang terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Banjarnegara amatlah makmur. Dari cerita mulut ke mulut dan disebarkan melalui internet terdapat banyak variasi cerita tentang lenyapnya dusun tersebut bersama penduduknya.
Kala itu malam hari 17 April 1955 hujan teramat lebat di dukuh Legetang, tetapi mereka masih saja bermaksiat. Ketika tengah malam hujan reda, terdengar suara keras sekali seperti bom atom yang suaranya terdengar sampai ke desa tetangga. Tidak warga yang berani mendekat, karena suasana gelap dan belum dialiri listrik.
Nah pada pagi harinya, masayarakat sekitar berduyun-duyun ingin mengetahui apa yang terjadi. Rasa penasaran akibat bunyi dentuman yang keras dan memekakan telinga semalam. Mereka sangat kaget ketika melihat dari kejauhan puncak Gunung Pengamun-amun rompal dan terbelah dan lebih tak percaya lagi Dusun Legetang sudah tertimbun dan berubah menjadi bukit. Seluruh penduduknya mati dan gegerlah kawasan Dieng!
Cerita horor akibat amuk Dieng dan lenyapnya Dusun Legetang menjadi pelajaran berharga agar kita senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah dikarunianya, tidak mengingkari nikmat agar alam tidak murka. Sekarang daerah tersebut menjadi lahan pertanian kentang yang terkenal di Dieng.